PERINGATAN HARI SANTRI, KEMENAG GANDENG PEDAGANG JAJANAN KELILING

Konsumsi untuk peserta Upacara Peringatan Hari Santri diambil langsung kepada pedagang jajanan kelililing. (ki-ka:) Kakek Miharja, Mas Karno, dan Kang Dian. (Foto: papkis)

Manggar, papkis-kemenagbeltim.id, Pemandangan tidak biasa terpampang saat Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2022 tingkat Kabupaten Belitung Timur digelar (22/10/2022). Di dalam komplek MTsN 1 Belitung Timur yang asri, tempat upacara diadakan, terlihat beberapa pedagang jajanan keliling berdiri di samping dagangannya. Mereka juga berbusana ala santri seperti peserta upacara lainnya. Selama upacara berlangsung di bawah langit Manggar yang terang, semuanya tampak khidmat mengikuti upacara.

Kasi Papkis Kemenag Belitung Timur, H. Isral, S.HI., ditemui sesaat setelah upacara mengatakan, dirinya sengaja mengundang pedagang jajanan keliling untuk hadir pada upacara yang rutin digelar setiap tanggal 22 Oktober tersebut.

“Kami, panitia, memang sengaja mengajak saudara-saudara kita itu. Konsumsi peserta upacara yang selama ini kita berikan dalam kemasan kotak, kali ini dialihrupakan menjadi jajanan santri. Peserta silakan pesan sendiri ke pedagangnya. Silakan sekalian bertegur sapa,” katanya.

Menurutnya, kali ini panitia hanya bisa mengundang tiga orang pedagang jajanan keliling dengan tiga macam jenis jajanan, yaitu es krim, cilok bakso, dan roti hangat.

“Kita pengennya ada Festival Jajanan Santri pada tiap momen peringatan Hari Santri ini. Artinya ada banyak pedagang jajanan yang kita borong dagangannya pada Hari Santri. Kita gembirakan banyak orang pada hari spesial ini,” kata Kepala Seksi Papkis yang menjabat sejak Juni 2021 itu.

Pedagang jajanan yang kami temui mengaku senang dengan ajakan itu. Miharja, misalnya. Kekek berusia 65 tahun ini biasa berjalan kaki menjajakan roti hangat di seputaran Kota Manggar.

“Hari ini saya tak perlu jalan kaki karena dagangan saya sudah diborong Kemenag. Saya bisa istirahat. Saya senang sekali,” kata perantau dari Jawa Barat ini.   

Lain lagi dengan Kang Dian dan Mas Karno. Pedagang es krim dan cilok bakso tersebut tidak hanya gembira. Keduanya mengaku merasa dimuliakan.

“Berpakaian ala santri itu bagi saya adalah kemuliaan. Apalagi seperti hari ini, semua orang memakainya. Termasuk Pak Ketua DPRD dan para pejabat lainnya,” ujar Dian.

“Saya bangga bisa melihat santri menyanyikan lagu Ya Lal Wathan dari dekat tanpa memikirkan dagangan saya akan habis atau tidak,” ucap Karno.

Selain pedagang, santri peserta upacara juga mengaku senang. Stefani, siswa MTsN 1 Belitung Timur ini, setelah upacara dinyatakan selesai, tampak langsung berlari ke arah pedagang jajanan tersebut.

“Dari pada ndak kebagian!?,” katanya sambil lari.

Tak lama kemudian, Stefani telah bergabung bersama teman-temannya menikmati konsumsi yang benar-benar mereka sukai. (irl/papkis)

Komentar