“KAMI SIAP NAIK PANGKAT”

(Ki-ka) Elly Handayani, Andriyanti, dan Nilfa Ranti. (foto: Papkis)

Manggar, papkis-kemenagbeltim.id, Pernyataan itu disampaikan oleh Elly Handayani, S. Ag., Andriyanti, S. Pd.I., dan Nilfa Ranti, S. Ag. pada hari penutupan kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Terkait Pengusulan DUPAK bagi Guru/Pengawas PAI Kemenag yang lalu (16/11/2022). Elly dan Nifa adalah Pengawas Mata Pelajaran PAI SD di Kabupaten Belitung Timur dan Andri adalah Guru Mata Pelajaran PAI pada sebuah SD, juga di Belitung Timur.

“Sebelumnya saya pesimis untuk bisa naik pangkat,” kata Elly yang kenaikan pangkat terakhirnya ia terima pada tahun 2010, “Namun mendengar penjelasan beberapa pakar yang dihadirkan panitia, saya otomatis jadi optimis.”

Elly, seperti dikatakannya, masih harus melengkapi beberapa berkas sebagai syarat untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi.

“Tidak banyak. Sekitar dua atau tiga berkas saja,” pungkasnya.

Andri juga mengemukakan hal serupa. GPAI yang diangkat Kemenag ini terakhir kali naik pangkat pada tahun 2011.

“Kali ini saya sangat bersemangat melengkapi berkas. Sampai-sampai lupa waktu,” ujarnya tertawa sembari mengingat usahanya untuk memfotokopi berkas pada hari Minggu, “Di Kelapa Kampit, semua toko yang menyediakan jasa fotokopi tutup pada hari Minggu. Saya sempat malu saat diingatkan hal ini oleh tetangga.”

Nilfa lain pula, berdasar informasi yang diterimanya, JFT seperti dirinya hanya bisa naik pangkat apabila tersedia formasi.

“Bagaimana itu, Pak Kabid?” tanyanya kepada Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Babel, Drs. H. Nasution, M.Pd.I, saat membuka kegiatan dimaksud (14/11/2022).

“Kami juga mendengar kabar itu. Namun aturan tersebut belum bisa diterapkan secara serta-merta. Pasti butuh proses. Mudah-mudahan saatnya bukan sekarang ini,” kata H. Nasution di hadapan 28 orang peserta Rakor tersebut.

Kepala Seksi Papkis pada Kantor Kemenag Belitung Timur, H. Isral, S.HI., yang turut hadir pada Rakor tersebut juga berkomentar soal sulitnya naik pangkat bagi guru dan pengawas.

“Tidak pas juga kalau dibilang sulit. Tergantung kesungguhan personil guru/pengawas. Mereka, rata-rata, terkendala pada karya tulis ilmiah,” kata H. Isral.

Menurutnya kendala itu bukan suatu hal yang berarti. Saat ini banyak pelatihan menulis karya ilmiah yang dapat diikuti oleh guru/pengawas. Ragam referensi juga gampang diakses. Begitu juga media yang siap menampung tulisan para guru/pengawas tersebut.

“Kemenag melalui Subdit PAI pada SMP/SMP LB telah menggulirkan program bantuan untuk penerbitan jurnal bagi MGMP PAI SMP. Sudah ada beberapa jurnal yang diterbitkan. Jurnal-jurnal itu dikelola oleh guru-guru PAI sendiri. Silakan para guru PAI mengirimkan tulisannya ke jurnal-jurnal itu,” katanya. (irl/papkis)

Komentar

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments